PR IPM Margasari

PR IPM Margasari

Rabu, 03 Februari 2010

IRM Ganti Nama IPM

JOGJA - Konferensi Pimpinan Wilayah Ikatan Remaja Muhamadiyah (IRM) Se- Indonesia segera digelar akhir bulan ini atau tepatnya 26-29 Januari 2008 di Makassar, Sulawesi Selatan. Agenda utama dalam konferensi yang diikuti 32 Konpiwil itu adalah kembalinya nama IRM menjadi Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM).

Menurut sejarah, awal dibentuk IRM bernama IPM, namun dilarang pemerintah orde baru sejak 1992. Ketua Pimpinan Pusat IRM Bidang Advokasi Mas Mulyadi kepada Radar Jogja kemarin mengatakan, rencana pergantian nama dari IRM menjadi IPM dilatarbelakangi oleh kesadaran akan sejarah di masa lalu.

Telah terjadi sejarah yang kelam awal pembentukan IRM. "Kekuasaan negara waktu itu, Orde Baru mencangkok semua lembaga seperti IPM," katanya saat berkunjung ke kantor Radar Jogja. Saat ini adalah sangat tepat untuk mengembalikan nama IPM apabila gerakan akan lebih difokuskan kepada pelajar.

IRM, organisasi berbasis massa yang didirikan sekitar tahun 1961 dengan tujuan amar makruf nahi munkar yang melibatkan remaja dan pelajar. "Ketika awal didirikan organisasi itu bernama IPM," katanya. Dalam sejarah, IPM mempunyai hubungan dekat dengan pemerintah Orde Baru. Program yang dikembangkan IPM ketika itu adalah pengembangan diri dan pembangunan karakter.

Namun bersamaan kebijakan pemerintah menjadikan organisasi siswa intra sekolah (OSIS) sebagai satu-satunya organisasi siswa, maka IPM diubah menjadi IRM. Dan era sekarang ini, kembali dengan nama IPM sangat tepat. Meskipun rencana pergantian itu menimbulkan pro kontra, bisa disepakati melalui rapat pleno.

Sekretaris Pimpinan Pusat Hubungan Antar Lemabaga Mahendra Setyo A menambahkan tidak ada alasanya menolak pergantian nama itu. Sebab, rencana pergantian nama sudah diputuskan oleh PP Muhamadiyah dan sudah di-SK-kan.

Berbeda dengan IRM, IPM nantinya lebih fokus pada profesionalitas. Mendorong pelajar berpokir profesional. Sementara Ketua Pimpinan Pusat Bidang Organisasi Ridho Alhamdi mengatakan, akan terjadi paradigma baru setelah pergantian nanti. Jika pada era reformasi lebih didominasi mahasiswa.

"Bahkan pelajar tidak ada gaungnya sama sekali, maka kami berharap adanya IPM kini akan difokuskan untuk kepentingan pelajar," ujarnya. (lin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar